Label Ciri-ciri orang kafir. Tafsir Tahlili. Tafsir Surah at-Tahrim ayat 9-12. Redaksi-29/09/2021 0. Tafsir Tahlili. Dengan semangat membangun peradaban islami berbasis tafsir Al Quran, kami berusaha memenuhi asupan kebutuhan masyarakat terhadap kitab suci Al Quran, baik terjemah, tafsir tematik dengan materi yang aktual di masyarakat Metodetafsir ini berusaha untuk menerangkan arti ayat-ayat al-Qur'an dari berbagai seginya, berdasarkan urutan-urutan ayat atau surah dalam mushaf, dengan menonjolkan kandungan lafadz-lafadznya, hubungan ayat- ayatnya, hubungan surah-surahnya, sebab-sebab turunnya, hadis-hadis yang berhubungan dengannya, pendapat-pendapat para mufassir terdahulu dan mufassir itu sendiri diwarnai oleh latar belakang pendidikan dan keahliannya Ciri-ciri metode tahlili adalah penafsiran yang mengikuti metode Dalambahasa Arab, kata tafsir berasal dari akar kata al-fasr yang berarti penjelasan atau keterangan. Sedang al-ma'tsur berasal dari akar kata atsara yang berarti mengutip. Sedangkan menurut pengertian terminologi tafsir bil ma'tsur ialah sebagai rangkaian keterangan yang terdapat dalam Alquran, sunah atau kata-kata sahabat sebagai penjelasan terhadap firmanAllah. Orangorang munafik itu mempunyai ciri lahir dan ciri batin.Sedang yang kedua, ciri batin, tampak pada sedikitnya berzikir kepada Allah. tafsir Surat Al-Mu'minun Ayat 10 Mereka yang memiliki ciri - ciri seperti itu akan memperoleh semua kebaikan dan akan menerimanya di hari umumdisebut dengan tafsir. 2. Tafsir Tahlili a. Pengertian Tafsir Tahlili Secara bahasa, at-tahli>li> berarti terlepas atau terurai. Jadi tafsir tahili ialah metode penafsiran ayat-ayat al-4XUnD!Q melalui pendeskripsian (menguraikan) makna yang terkandung dalam ayat-ayat al-4XUnD!Q dengan mengikuti tata-tertib atau susunan atau urutan- 1 Tafsir abad pertengahan dimulai dari abad ke-3 sampai dengan abad ke-16 H. Ciri tafsir pada abad ini salah satunya penafsiran yang lebih sistematis dari masa sebelumnya. Dalam Sejarah Kebudayaan Islam, abad pertengahan dikenal sebagai zaman kejayaan bagi ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Faktor penyebab kejayaan ini karena perhatian . TAFSIR TAHLILI A. Pengertian Tafsir Tahlili Tafsir Tahlili merupakan metode tafsir ayat-ayat Al- Qur’an dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu serta menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya, sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufasir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut. B. Ciri-ciri Tafsir Tahlili Metode Tafsir tahlili mamiliki ciri khusus yang membedakannya dari metode tafsir lainnnya, cirri-cari tersebut adalah 1. Mufasir menafsirkan ayat per ayat sesuai dengan urutan dalam mushaf ustmani, yaitu dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri oleh surat An-Nas. 2. Mufasir menjelaskan makna yang terkandung dalam Al- Qur’an secara komprehensif dan menyeluruh. 3. Bahasa yang digunakan metode tahlili tidak sesederhana yang dipakai metode tafsir ijmali. C. Contoh Tafsir Tahlili Tafsir al-Kasysyaf Dari urut-urutan jilid kitab tafsirnya, dapat diketahui bahwa al-Zamakhsyari melakukan penafsiran secara lengkap terhadap seluruh ayat yang terdapat dalam al- Qur’an dari awal hingga akhir, dimulai dari ayat pertama surah al -Fatihah sampai dengan ayat terakhir surah al-Nas. Dari sisi ini pula dapat dikatakan bahwa penyusunan kitab tafsir ini dilakukan dengan menggunakan metode tahlili, yaitu suatu metode tafsir yang menyoroti ayat-ayat al- Qur’an dengan memaparkan segala makna dan aspek yang terkandung di dalamnya sesuai dengan urutan bacaan ayat dan surah dalam mushaf Utsmani. Al-Zamakhsyari dalam menafsirkan al- Qur’an memang telah melakukan analisis mufradat dan lafaz al- Qur’an dari sudut pandang kebahasaan, menerangkan unsur-unsur balaghah yang terdapat di dalamnya yang didasarkan penggunaan kata itu dalam bahasa dan syair-syair arab, dan kadangkala berdasarkan hadis Nabi SAW dan bahkan disertai dengan ijtihad dan analisisnya sendiri. Uraiannya nampak sangat METODE TAFSIR TAHLILI DAN IJMALI A. Pendahuluan Alquran adalah sumber ajaran Islam. Dan laksana samudera yang keajaiban dan keunikannya tidak pernah sirna di telan masa, sehingga lahirlah bermacam-macam tafisr dengan metode yang beraneka ragam. Para ulama telah menulis dan mempersembahkan karya-karya mereka dibidang tafsir ini, dan menjelaskan metode-metode yang digunakan oleh masing-masing tokoh penafsir, metode-metode yang dimaksud adalah metode tahliliy, ijmaliy, muqaran, dan maudhu’iy. Banyak cara pendekatan dan corak tafsir yang mengandalkan nalar, sehingga akan sangat luas pembahasan apabila kita bermaksud menelusurinya satu demi satu. Untuk itu, agaknya akan lebih mudah dan efesien, pembahasan didalam makalah hanya mengambil dua metode tafsir saja yaitu tahliliy dan ijmaliy. Pentingnya metode tafsir tahlili dan ijmali dalam menafsirkan ayat-ayat Alquran adalah untuk membantu dan memudahkan bagi orang yang ingin mempelajari dan memahami ayat AlQuran itu sendiri. dan mengingat dua metode tersebut telah menjadi pilihan banyak mufassir ulama tafsir dalam karyanya. Dalam pembahasan makalah ini, pemakalah akan mencoba menjelaskan dan menguraikan mula dari Sekilas sejarah perkembangan tafsir, Pengertian Metode Tahlili dan Ijmali, Ciri-ciri kedua metode ini, langkah-langkah yang ditempuh mufassir dalam menafsirkan dengan Metode Tahlili dan Ijmali ini, Kelebihan dan Kekurangan Metode Tahlili dan Ijmali, serta contoh dari masing-masing metode ini. B. Sejarah Perkembangan Tafsir Dari perkembangan tafsir metode yang pertama lahir dengan mengambil bentuk al-ma’tsur dan diikuti oleh bentuk al-ra’yi adalah metode ijmaliy .Kemudian metode ini berkembang terus sehingga melahirkan metode tahliliy, ini ditandai dengan dikarangnya kitab-kitab tafsir yang menguraikan uraian yang cukup luas dan mendalam tentang pemahaman suatu ayat seperti al-Thabari dalam bentuk tafsir al-matsur, tafsir ar-Razi dalam bentuk ra’yi dan lain-lain. Sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman, maka ulama tafsir berusaha menafsirkan alquran lebih spesifik lagi dalam bidang-bidang tertentu[1] . C. Metode Tahliliy a. Pengertian Metode Tahliliy Kata tahliliy adalah bahasa arab yang berasal hallala-yuhallilu-tahlilan yang berarti to analize atau detailing, ana lyzing, menganalisa atau mengurai, dan kata tahlili berarti analytic atau analytical.[2] Metode tahliliy, yang dinamai oleh Baqir Al-Shadr sebagai metode tajzi’iy,adalah satu metode tafsir yang “Mufassirnya berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat Alquran dari berbagai seginya dengan memperhatikan runtunan ayat-ayat Alquran sebagaimana tercantum di dalam mushaf.[3] Al-farmawi juga mendefenisikan tafsir tahlili dengan suatu metode tafsir yang bermaksud menjelaskan kandungan ayat-ayat AlQur’an dari seluruh aspeknya.[4] Dan menerangkan makna-makna yang tercakup didalamnya sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufassir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut. Dan beliau juga menguraikan bahwa bahwa penjelasan makna tersebut bisa tentang makna kata, penjelasan umumnya, susunan kalimatnya, asbab al-nuzulnya. Metode ini terkadang menyertakan perkembangan kebudayaan generasi Nabi, Sahabat maupun Tabi’in, terkadang pula diisi dengan uraian-uraian kebahasaan dan meteri-materi khusus lainnya yang kesemuanya ditujukan untuk memahami al Quran yang mulia ini.[5] Sedangkan M. Quraish Shihab berpendapat bahwa tafsir tahlili merupakan suatu bentuk tafsir dimana mufassirnya berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat Alquran dari berbagai seginya dengan memperhatikan runtutan ayat-ayat Alquran sebagaimana tercantum dalam mushaf.[6] Para penafsir tahliliy ini ada yang terlalu bertele-tele dengan uraian panjang lebar dan sebaliknya, ada pula yeng terlalu sederhana dan ringkas. Selanjutnya, mereka juga mempunyai kecenderungan dan arah penafsiran yang beraneka ragam, ditinjau dari kecenderungan para penafsir, para ulama membagi corak metode tahliliy kepada tujuh bentuk[7], yaitu 1. al- Tafsir bi al-Ma’tsur 2. al- Tafsir bi al-Ra’yi 3. al- Tafsir al-Shufi 4. al- Tafsir al-fiqhi 5. al- Tafsir al-falsafi 6. al- Tafsir al-Ilmi dan 7. al- Tafsir al-Adaby b. Ciri-ciri Metode Tafsir Tahlili. Metode Tafsir tahlili mamiliki ciri khusus yang membedakannya dari metode tafsir lainnnya, cirri-cari tersebut adalah 1. Mufassir menafsirkan ayat per ayat dan surat demi surat secara barurutan sesuai dengan mushaf. 2. Mufassir menjelaskan makna yang terkandung didalam ayat-ayat Alquran secara komprehensif dan menyeluruh, baik dari segi I’rab,Munasabah ayat atau surah, asbab nuzul-nya dan dari segi lain. 3. Dalam penafsirannta seorang mufassir tahlili manafsirkan ayat-ayat Alquran dengan menggunakan pendekatan bi al-ma’tsur maupun bi al-ra’yi.[8] 4. Bahasa yang digunakan metode tahlili tidak sesederhana yang dipakai metode tafsir ijmali. c. Langkah-langkah Metode Tafsir Tahlili. Secara umum langkah-langkah yang ditempuh oleh mufassir dengan metode tahlili ini adalah sebagai berikut 1. Memberikan keterangan tentang status ayat atau surat yang sedang ditafsirkan dari segi makkiyah dan madaniyah 2. Menjelaskan munasabah ayat atau surat. 3. Menjelaskan asbab al-nuzul ayat apabila terdapat riwayat mengenainya. 4. Menjelaskan makna al-mufradat dari masing-masing ayat, serta unsur-unsur bahasa arab lainnya, seperti dari segi I’rab dan balaghah nya, fasahah, bayan, dan I’jaznya. 5. Menguraikan kandungan ayat secara umum dan maksudnya. 6. Merumuskan dan menggali hukum-hukum yang terkandung di dalam ayat-ayat tersebut.[9] d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tafsir Tahlili Tafsir tahlili sebagai salah satu metode tafsir yang banyak digunakan oleh para mufassir, tidak luput dari adanya kelebihan dan kekurangan atau ketebatasan, sebagaimana manusia, sang penafsir. Diantara kelebiahan dan kekurangan metode tahlili ini adalah 1. Kelebihan Metode Tafsir Tahlili a. Metode tahlili adalah merupakan metode tertua dalam sejarah Alquran, karena metode ini telah digunakan sejak masa Nabi Muhammad SAW. b. Metode ini adalah metode yang paling banyak digunakan oleh para mufassir. c. Metode ini memiliki corak laun dan orientasi ittijah yang paling banyak dibandingka metode lain. d. Melalui metode ini seorang mufassir memungkinkan untuk memberikan ulasan secara panjang lebar itnhab, atau secara ringkas dan pendek saja ijaz.[10] e. Metode tahlili pembahsann dan ruang lingkupnya yang sangat luas. Hal ini dapat berbentuk riwayat ma’sur dan juga dapat berbentuk rasio ra’yu [11] 2. Kekurangan Metode Tafsir Tahlili a. Metode ini dijadikan para penafsir tidak jarang hanya berusaha menemukan dalil atau pembenaran pendapatnya dengan ayat-ayat Alquran. b. Metode ini kurang mampu memberi jawaban tuntas terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat, karena pembahsannya sering tidak tuntas, terutama masalah kontemporer seperti keadilan, kemanusiaan, sekaligus tidak banyak memberi pagar-pagar metodologi yang dapat mengurangi subjektivitas mufassirnya. c. Dapat menghanyutkan seorang mufassir dalam penafsirannya, sehingga keluar dari suasana ayat yang dibahas. d. Metode ini sangat subjetif. e. Kitab-kitab dan Contoh Tafsir Tahlili Diantara kitab-kitab tafsir yang menggunakan metode ini adalah Tafsir al-Qur’an al-azhim karya Ibn Katsir. Tafsir al-Munir karya Syaikh Nawawy al-Bantany. Ada yang ditulis dengan sangat panjang, seperti kitab tafsir karya al-Lusi, Fakhr al-Din al-Razi, dan Ibn Jarir al-Thabari; Ada yang sedang, seperti kitab Tafsir Imam al-Baidhawi dan al-Naisaburi; dan ada pula yang ditulis dengan ringkas, tetapi jelas dan padat, seperti kitab Tafsir al-Jalalayn karya Jalal al-Din Suyuthi dan Jalal al-Din al- Mahalli dan kitab Tafsir yang ditulis Muhammad Farid Wajdi. Sedangkan contoh-contoh metode Tafsir tahlili anatara lain 1. Tafsir Al-fakhruddin al-Razy yang terdiri dari tafsir al- Kabir Mafatih al-Ghaib yang terdiri dari 30 jilid dan Tafsir al-Saghir Asrar al-Tanzil wa Anwar al-Ta’wil. 2. Tafsir Imam al-Zamakhsari Al-Ksyasaf an Haqaiq al-Tanzil wa uyun al-Aqawil fi Wujud al-Ta’wil. Contoh ayat tasir Al-Kasyasyaf QS. 75, Al-Qiyamah 22-23 dan QS. 6, Al-An’am 103. Kedua ayat ini dianggapnya muhkam karena mustahil Allah itu dapat dilihat oleh penglihatan manusia. [12] D. Metode Tafsir Ijmali a. Pengertian Metode Tafsir ijmali Kata ijmali adalah bentuk masdar dari aj-mala. Menurut bahasa ia berarti keringkasan atau kesimpulan. Ia berderivasi dari kata jamala dengan menambahkan ya’ nisbah di akhir lafalnya. Penambahan ini memberikan penekanan makna bahwa seseuatu itu dilakukan secara global[13]. Dalam kaitan ini Abd as-Sattar fathullah Sa’id di dalam al-Madkhal Ila Tafsir al-Maudu’I menjeleskan bahwa yang dimaksud dengan metode ijmali adalah “ Tafsir yang dijelaskan seorang mufassir secara ringkasa makna ayat atau makna ayat-ayat yang ditafsirkannya. Ia juga menyatakan maksud ayat tersebut dan mensyrahkan kehalusan lafal-lafal ayat, sebab-sebab turunnya sehingga nyatalah makna umum ayat tersebut tanpa masuk kedalam uraian yang banyak”.[14] Di dalam sistematika uraiannya, penafsir akan membahas ayat demi ayat sesuai dengan susunan yang ada di dalam mushaf, kemudian mengemukakan makna global yang dimaksud oleh ayat tersebut. Makna yang diungkapkan biasanya diletakkan di dalam rangkaian ayat-ayat atau menurut pola-pola yang diakui oleh jumhur Ulama, dan mudah dipahami oleh semua orang. Di dalam tafsirnya, seorang penafsir menggunakan lafazh bahasa yang mirip bahkan sama dengan lafazh alquran, sehingga pembaca akan merasakan bahwa uraiannya tersebut tidak jauh dari gaya bahasa alquran itu sendiri, tidak jauh dari lafazh-lafazhnya. Sehingga, disatu sisi lain, betul-betul mempunyai hubungan erat susunan bahasa alquran. Cara penafsiran dengan gaya bahasa yang demikian sangat jelas bagi pendengar dan mudah dipahami.[15] Berdasarkan definisi diatas dapat dipahami bahwa yang dikehendaki dengan metode tafsir ijmali adalah penafsiran Alquran dengan cara ringkas, tidak berbelit-belit dan tidak menggunakan redaksi yang sukar. Guna memudahkan mengenali metode tafsir ijmali disini dikemukakan beberapa keraktristiknya berdasarkan definisi yang telah dijelaskan diatas, yaitu a. Metode tafsir ijmali ditulis dengan ringkas, dan ini metode teringkas dalam menafsirka ayat Alquran jika disbanding dengan metode lainnya. Oleh karena itu kitab-kitab tafsir yang menggunakan metode ijamali ini tidak begitu tebal sebagaimana tafsir yang lainnya. b. Metode tafsir ijmali menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Dalam penafsiran lafal ayat hanya mengemukakan padanan kata dari firman Allah. c. Dalam menafsirkan ayat Alquran, seorang mufassir yang menggunaka metode ijmali, menafsirkan ayat degan mengikuti urutan ayat yang ada di dalam mushaf Alquran. Yakni dimulai daru surah al-fatihah dan diakhiri dengan surah an-Naas.[16] b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tafsir Ijmali Sama seperti metode tafsir tahlili, metode tafsir ijmali ini juga memiliki kelebihan atau keistimewaan maupun kekurangan dalam menafsirkan Alquran. Dan diantara kelabian dan kekuranganya adalah 1. Kelebihan atau keistimewaan metode tafsir ijmali a. Metode ini lebih mudah dipahami oleh pembaca. Kosa kata yang digunakan tidak sesukar metode tafsir yang lain. Dan sesuai bagi seorang pemula memahami tafsir Alquran. Result for Tafsir Tahlili Pengertian Ciri Cii Contoh Kelebihan Dan TOC Daftar IsiTafsir Tahlili, Pengertian, Contoh, Kelebihan dan Kekurangan - WISLAHJun 4, 2022 Diantara kelebihan tafsir Tahlili adalah Tafsir Tahlili merupakan tafsir tertua yang digunakan oleh mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran. Tafsir Tahlili mencakup ruang lingkup yang sangat luas, aspek kebahasaan, sains dan pengetahuan, fiqih dan Tafsir Tahlili, Kelebihan Tafsir Tahlili dan Kelemahan b. Kelebihan Tafsir Tahlili. Beberapa kelebihan dari tafsir metode ini adalah 1 Dapat mengetahui dengan mudah tafsir suatu surat atau ayat, karena susunan tertib ayat atau surat mengikuti susunan sebagaimana terdapat dalam mushaf. 2 Mudah mengetahui munasabah korelasi antara suatu surat atau ayat dengan surat atau ayat Tafsir Tahlili Kelebihan Dan Kekurangan - Penerbit Al Quran Oct 22, 2021 Beberapa kelebihan dari tafsir metode tahlili, yaitu 1. Dapat mengetahui dengan mudah tafsir suatu surat atau ayat, sebab susunan tertib ayat atau surat mengikuti susunan sebagaimana terdapat dalam mushaf. 2. Praktis mengetahui munasabah korelasi antara suatu surat atau ayat dengan surat atau ayat lainnya. Tafsir Tahlili - 23, 2021 Ciri-Ciri tafsir dengan metode tahlili antara lain 1. Mengemukakan munasabah korelasi antara ayat atau surat 2. Menjelaskan sebab-sebab turunya al-Quran 3. Menganalisis lafadz atau mufrodat dengan sudut pandang kebahasaan/linguistic 4. Memaparkan kandungan ayat serta maksudnya secara umum TAHLILI SEBUAH METODE PENAFSIRAN AL-QURAN - COREalam perkembangan tafsir al-Quran dari dulu hingga kini, secara umum para mufassir menggunakan metode tafsir yang beragam yang diklasifikasikan menjadi empat metode. Metode tafsir Ijmlig lobal, metode tafsir Tall. analisis, metode tafsir Maudhi tematik, dan metode tafsir.PDF MENGENAL METODE TAFSIR TAHLILI - ResearchGateDec 28, 2017 Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk membahas kemunculan tafsir ijmli, dasar dan urgensi tafsir ijmli, langkah-langkah tafsir ijmli dan kelebihan serta kekurangan tafsir Tahlili Sebuah Metode Penafsiran Al-Qur'an - ResearchGateMufassir with tahlili method present an explanation of Al-Qur'an verses which are based on sequence of verses in the manuscripts mushaf of Al-Quran seen from any aspects, such as compatibility...Tafsir Tahlili Pengertian Ciri Cii Contoh Kelebihan DanPengertian Tafsir Tahlili, Kelebihan Tafsir Tahlili dan Kelemahan. Kelebihan Tafsir Tahlili. Beberapa kelebihan dari tafsir metode ini adalah 1 Dapat mengetahui dengan mudah tafsir suatu surat atau ayat, karena susunan tertib ayat atau surat mengikuti susunan sebagaimana terdapat dalam Tahlili Pengertian Ciri Cii Contoh Kelebihan Dan Kelemahannya Nov 17, 2022 Keistimewaan dan Kelemahannya Ciri-ciri Tafsir Tahlili Metode Tafsir tahlili memiliki ciri khusus yang membedakannya dari metode tafsir lainnnya, ciri-ciri tersebut adalah Mufasir menafsirkan ayat per ayat sesuai dengan urutan dalam mushaf ustmani, yaitu dimulai dari surat Al-Fatihah dan diakhiri oleh surat Tafsir Ijmali, Ciri-Ciri Metode Tafsir Ijmali, Kelebihan dan Pengertian Tafsir Tahlili, Kelebihan Tafsir Tahlili dan Kelemahan Tafsir Tahlili; Pengertian Tafsir Maudui, Contoh, Bentuk Tafsir Maudui, Kelebihan dan Kelemahan Tafsir Maudui; Pengertian Tafsir Muqarin, Ruang Lingkup, Kelebihan dan Kelemahan Tafsir Muqarin; e. Contoh Kitab Tafsir Tafsir Tahlili, Kelebihan Tafsir Tahlili Dan Kelemahan Jan 6, 2019 Beberapa kelebihan dari tafsir metode ini adalah 1 Dapat mengetahui dengan gampang tafsir suatu surat atau ayat, sebab susunan tertib ayat atau surat mengikuti susunan sebagaimana terdapat dalam mushaf. 2 Praktis mengetahui munasabah korelasi antara suatu surat atau ayat dengan surat atau ayat Tahlili Pengertian Contoh Kelebihan Dan KekuranganJun 4, 2022 Diantara kelebihan tafsir Tahlili adalah Tafsir Tahlili merupakan tafsir tertua yang digunakan oleh mufassir dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran. Tafsir Tahlili mencakup ruang lingkup yang sangat luas, aspek kebahasaan, sains dan pengetahuan, fiqih dan Tafsir Tahlili dalam Menafsirkan Al -Quran Analisis pada dasar dan urgensi, langkahlangkah metode tafsir - tahlili, pengaplikasian metode tahlili pada kitab tafsir al-Munir serta kelebihan dan kekurangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara kerja tafsir tahlili dengan pembahasan yang rinci di dalamnya sehingga maksud ayat dapat tersampaikan. Walaupun metode ini merupakan metode awal ...Tafsir Tahlili ahmadmubarok212Mar 25, 2014 Tafsir Tahlili adalah ilmu tafsir yang menafsirkan Al-Quran secara detail dari mulai ayat demi ayat, surat demi surat ditafsirkan secara berurutan, selain itu juga tafsir ini mengkaji Al-Quran dari semua segi dan maknanya. Tafsir ini juga lebih sering digunakan daripada tafsir-tafsir yang Tafsir tahlili,ijmali,maudhui,muqorrinApr 17, 2015 tentang metodologi tafsir al-quran penafsiran al-quran Tujuan Tujuan penulisan makalah ini sebagai tugas untuk mata kuliah Metodologi Study Islam Untuk menambah wawasan khasanah keislaman kita, terutama dalam metode penafsiran al-quran yang sangat urgent bagi kehidupan Makalah TAFSIR TAHLILI - BloggerNov 27, 2013 1. Apa yang dimaksud dengan tafsir Tahlili? 2. Bagaimana ciri-ciri dari tafsir Tahlili? 3. Apa Contoh tafsir Tahlili? 4. Apa keistimewaan dan kelemahan tafsir Tahlili? BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Tafsir TahliliPengertian Tafsir Ijmali, Ciri-Ciri Metode Tafsir Ijmali, Kelebihan Dan Jan 6, 2019 Diantaranya yaitu sebagi berikut 1. Mudah dan gampang dipahami mudah tanpa berbelit-belit. Sesuai bagi yang ingin memperoleh pemahaman ayat-ayat al-Qur`an dalam waktu yang relatif singkat. 2. Bebas dari penafsiran isra`iliyyat, dikarenakan ringkasnya penafsiran. 3. Menggunakan bahasa yang singkat dan bersahabat dengan bahasa al-Qur` Tafsir Ijmali, Ciri-ciri, dan Kelebihan Serta KekurangannyaFeb 3, 2023 Namun pada ayat-ayat tertentu diberikan juga penafsiran yang agak luas, tetapi tidak seluas pembahasan pada tafsir tahlili. C. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ijmali. Dalam kaitan ini metode ijmali dalam penafsiran al-Qur`an memiliki kelebihan. Diantaranya adalah sebagi berikut 1. Praktis dan mudah dipahami praktis tanpa Tahlili dan Ijmali Dalam Menafsirkan Al-Quran Al-KarimPembahasan. Metode Penafsiran al-Quran al-Karim. Maksud dari istilah asalib al-Quran adalah sebuah metode untuk menyampaikan makna-makna al-Quran kepada penuntut ilmu dan mendekatkannya pada makna yang sesuai. Para pakar ulum al-Quran al-Karim atau ulum al-Tafsir menyebutkan empat metode penafsiran 1. Metode Tahlili analitikMakalah Tafsir Tahlili ~ Aneka Ragam MakalahA. Pengertian Tafsir Tahliliy Kata tahlili berasal dari bahasa Arab yakni hallala-yuhallilu yang berarti menguraikan atau menganalisa jadi Tafsir Tahlili analitis atau yang juga disebut dengan tafsir tajzii merupakan suatu metode yang bermaksud menjelaskan dan menguraikan kandungan ayat-ayat Alqur'an dari seluruh sisinya, sesuai dengan urutan ayat di dalam suatu METODE TAFSIR TAHLILI AL-THABARI - terlihat menjadi parsial, menghasilkan penafsiran yang subyektif, masuknya pemikiran israiliat, dan lain-lain. Dalam sejarahnya Metode tafsir tahlili dalam dunia Islam dimulai sejak ditulisnya tafsir Jamul Bayn f Tafsr al-Qurn karya Ibnu Jarir at-Thabari. Karya at-Thabari ini dianggap sebagai tafsir tertua yang ...Pengertian Tafsir Ijmali Dan Ciri-Ciri Metode IjmaliOct 21, 2021 Kelebihan Metode Tafsir Ijmali. 1. Mudah dipahami tanpa berbelit-belit. Sesuai dengan sebutannya, tafsir ijmali merupakan penafsiran yang menafsirkan suatu ayat secara ringkas dan mudah dipahami oleh pembacanya. Selain itu juga, pesan-pesan yang terkandung dalam tafsir ini, sangat mudah dipahami oleh pembaca. // Pengertian Tafsir Ijmali. Tafsir Muqaran Kelebihan Dan Kekurangan - Penerbit Al Quran Oct 22, 2021 Pengertian Tafsir Muqaran Kelebihan Dan Kekurangan Metode tafsir muqarin adalah metode penafsiran yang menyajikan penafsiran dengan membandingkan satu tafsir dengan tafsir lainnya, satu ayat dengan ayat lainnya, surah satu dengan lainnya, tema-tema tertentu ataupun ayat Al Quran dengan dan Ciri-Ciri Tari Tradisional beserta ContohnyaJun 11, 2023 Pengertian dan Ciri-Ciri Tari Tradisional. Perbesar. Sebutkan ciri-ciri tari tradisional. Sumber Tari tradisional adalah jenis tarian yang berasal dari hasil ekspresi manusia terhadap keindahan dengan latar belakang ataupun sistem budaya masyarakat milik kesenian Keywords For Tafsir Tahlili Pengertian Ciri Cii Contoh Kelebihan Dan For You loading...Tuan Guru Miftah el-Banjary, pakar ilmu linguistik Arab asal Banjar Kalimantan Selatan. Foto/Ist Tuan Guru Miftah el-BanjaryPakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an,Pensyarah Kitab Dalail KhairatMetodologi Tafsir Al-Qur'an dibagi menjadi empat macam, yaitu metode Tahlili, metode Ijmali, metode Muqarin, dan metode Maudhu'i. Pada tulisan sebelumnya telah dijelaskan arti tafsir Al-Qur'an bahasa Arab القرآن تفسير yaitu ilmu pengetahuan untuk memahami dan menafsirkan yang bersangkutan dengan Al-Qur'an dan isinya berfungsi sebagai mubayyin pemberi penjelasan. Kemudian menjelaskan tentang arti dan kandungan Al-Qur'an, khususnya menyangkut ayat-ayat yang tidak dipahami dan samar artinya. Baca Juga Berikut penjelasan empat metodologi Tafsir Al-Qur'an1. Metode Tahlili AnalitikMetode ini adalah yang paling tua dan paling sering digunakan. Menurut Muhammad Baqir ash-Shadr, metode ini dsebut sebagai metode tajzi'i, adalah metode yang mufasir-nya berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-Qur'an dari berbagai seginya dengan memperhatikan runtutan ayat Al-Qur'an sebagaimana tercantum dalam Al-Qur' ini dilakukan secara berurutan ayat demi ayat kemudian surat demi surat dari awal hingga akhir sesuai dengan susunan Al-Qur'an. Dia menjelaskan kosakata dan lafazh, menjelaskan arti yang dikehendaki, sasaran yang dituju dan kandungan ayat, yaitu unsur-unsur i’jaz, balaghah, dan keindahan susunan kalimat, menjelaskan apa yang dapat diambil dari ayat yaitu hukum fiqih, dalil syar’i, arti secara bahasa, norma-norma akhlak dan lain Malik bin Nabi, tujuan utama ulama menafsirkan Al-Qur'an dengan metode ini adalah untuk meletakkan dasar-dasar rasional bagi pemahaman akan kemukjizatan Al-Qur'an, sesuatu yang dirasa bukan menjadi kebutuhan mendesak bagi umat Islam dewasa ini. Karena itu perlu pengembangan metode penafsiran karena metode ini menghasilkangagasan yang beraneka ragam dan lain dari metode ini adalah bahwa bahasan-bahasannya amat teoretis, tidak sepenuhnya mengacu kepada persoalan-persoalan khusus yang mereka alami dalam masyarakat mereka, sehingga mengesankan bahwa uraian itulah yang merupakan pandangan Al-Qur'an untuk setiap waktu dan tempat. Hal ini dirasa terlalu "mengikat" generasi Metode Ijmali GlobalMetode ini adalah berusaha menafsirkan Al-Qur'an secara singkat dan global, dengan menjelaskan makna yang dimaksud tiap kalimat dengan bahasa yang ringkas sehingga mudah dipahami. Urutan penafsiran sama dengan metode tahlili namun memiliki perbedaan dalam hal penjelasan yang singkat dan tidak panjang tafsir ini ada pada kemudahannya sehingga dapat dikonsumsi oleh lapisan dan tingkatan kaum muslimin secara merata. Sedangkan kelemahannya ada pada penjelasannya yang terlalu ringkas sehingga tidak dapat menguak makna ayat yang luas dan tidak dapat menyelesaikan masalah secara Metode MuqarinTafsir ini menggunakan metode perbandingan antara ayat dengan ayat, atau ayat dengan hadits, atau antara pendapat-pendapat para ulama tafsir dengan menonjolkan perbedaan tertentu dari objek yang diperbandingkan Metode Maudhu'i TematikTafsir berdasarkan tema, yaitu memilih satu tema dalam Al-Qur'an untuk kemudian menghimpun seluruh ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan tema tersebut baru kemudian ditafsirkan untuk menjelaskan makna tema tersebut. Metode ini adalah metode tafsir yang berusaha mencari jawaban Al-Qur'an dengan cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur'an yang mempunyai tujuan satu, yang bersama-sama membahas topik atau judul tertentu dan menertibkannya sesuai dengan masa turunnya selaras dengan sebabsebab turunnya, kemudian memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-keterangan dan hubunganhubungannya dengan ayat-ayat lain kemudian mengambil hukum-hukum Tafsir Al-Qur'anSetiap penafsir akan menghasilkan corak tafsir yang berbeda tergantung dari latar belakang ilmu pengetahuan, aliran kalam, mahzab fiqih, kecenderungan sufisme dari ahli tafsir itu sendiri sehingga tafsir yang dihasilkan akan mempunyai berbagai corak. Abdullah Darraz mengatakan dalam an-Naba’ al-Azhim sebagai berikut"Ayat-ayat Al-Qur'an bagaikan intan, setiap sudutnya memancarkan cahaya yang berbeda dengan apa yang terpancar dari sudut-sudut lainnya, dan tidak mustahil jika kita mempersilakan orang lain memandangnya, maka ia akan melihat banyak dibandingkan apa yang kita lihat."Di antara berbagai corak itu antara lain adalahCorak Sastra Bahasa Munculnya corak ini diakibatkan banyaknya orang non-Arab yang memeluk Islam serta akibat kelemahan orang-orang Arab sendiri di bidang sastra sehingga dirasakan perlu untuk menjelaskan kepada mereka tentang keistimewaan dan kedalaman arti kandungan Al-Qur'an di bidang Filsafat dan Teologi Corak ini muncul karena adanya penerjemahan kitab-kitab filsafat yang memengaruhi beberapa pihak serta masuknya penganut agama-agama lain ke dalam Islam yang pada akhirnya menimbulkan pendapat yang dikemukakan dalam tafsir Penafsiran Ilmiah Akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka muncul usaha-usaha penafsiran al-Qur'an sejalan dengan perkembangan ilmu yang Fikih Akibat perkembangan ilmu fiqih dan terbentuknya madzhabmahzab fikih maka masing-masing golongan berusaha membuktikan kebenaran pendapatnya berdasarkan penafsiran-penafsiran mereka terhadap ayat-ayat Tasawuf Akibat munculnya gerakan-gerakan sufi maka muncul pula tafsir-tafsir yang dilakukan oleh para sufi yang bercorak Sastra Budaya Kemasyarakatan Corak ini dimulai pada masa Syaikh Muhammad Abduh yang menjelaskan petunjuk-petunjuk ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat, usahausaha untuk menanggulangi masalah-masalah mereka berdasarkan petunjuk ayat-ayat, dengan mengemukakan petunjuk tersebut dalam bahasa yang mudah dimengerti dan enak didengar. Baca Juga rhs Agaknya tidak berlebihan jika dikemukakan bahwa diantara cabang ilmu yang sangat penting dari rumpun-rumpun ilmu Alquran adalah ilmu Tafsir. Hal ini bukan karena semata-mata lebih tua dariu cabang-cabang ilmu-ilmu Alquran lainnya, akan tetapi lebih kepada peranannya yang sangat penting dalam menggali dan memahami ayat-ayat Alquran. Dalam perjalanan waktu yang sangat panjang, sejak turunnya Alquran kepada nabi Muhammad Saw., ilmu Tafsir terus berkembang dan terdapat banyak kitab-kitab tafsir dengan corak yang beraneka ragam. Para ulama tafsir belakangan memilah-milih kitab teresbut berdasarkan metode penafsirannya, baik ijmali, tahlili, maudhu’I dan muqaran.[1] Yang paling populer dari antara corak atau metode penafsiran tersebut adalah metode tahlili dan maudhu’i. Penafsiran dengan metode tahlili yang oleh Baqir dinamai sebagai metode Tajzi’i[2] adalah sebuah metode tafsir dimana mufassirnya berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat Alquran dari berbagai seginya dengan memperhatikan runtutan ayat demi ayat atau surah demi surah sebagaimana tersebut dalam mushaf. Untuk lebih jelasnya, makalah ini akan membahas beberapa kajian yang terkait dengan tafsir tahlili tersebut, baik defenisi, keistimewaannya dan sebagainya. BAB II PEMBAHASAN Makalah Tafsir Tahlili A. Pengertian Tafsir Tahliliy Kata “tahlili” berasal dari bahasa Arab yakni “hallala-yuhallilu” yang berarti menguraikan atau menganalisa jadi Tafsir Tahlili analitis atau yang juga disebut dengan tafsir tajzi’i merupakan suatu metode yang bermaksud menjelaskan dan menguraikan kandungan ayat-ayat Alqur'an dari seluruh sisinya, sesuai dengan urutan ayat di dalam suatu surat. Dalam tafsir ini ayat ditafsirkan secara komprehensif dan menyeluruh baik dengan corak ma’tsur maupun ra’yi. Unsur-unsur yang dipertimbangkan adalah asbabun nuzul, munasabah ayat dan juga makna harfiyah setiap kata.[3] Seorang mufassir tersebut bermaksud menjelaskan ayat-ayat Al Qur'an secara terperinci dan jelas. Metode tafsir ini dilakukan sesuai dengan susunan ayat demi ayat atau surat demi surat sebagaimana termaktub dalam mushaf Usmaniy. Tujuan utama metode tafsir ini adalah untuk mengungkapkan maksud-maksud dari ayat tersebut dan tunjukannya. Seorang mufassir akan memaparkan lafaz dari segi bahasa Arab, penggunaannya, kesesuaian ayat dengan ayat serta tempat dan juga sebab turunnya ayat tersebut jika memang ada. Mufassir akan menguraikan fasahah, bayan, i’jaz dan maksud syariat dibelakang nas dan sebagainya. dalam menafsirkan ayat demi ayat, seorang mufassir sering mengutip ayat Al Qur'an, hadist Rasulullah SAW, serta perkataan sahabat dan para tabiin.[4] Melihat aspek-aspek yang dibahas dalam tafsir tahlili maka dapat dipahami bahwa penafsiran dengan metode ini sangat luas dan menyeluruh. Jika menginginkan pemahaman yang luas akan suatu ayat, maka tidak ada pilihan lain kecuali menafsirkannya dengan tafsir tahlili. B. Sejarah Perkembangan Tafsir Tahlili Pertumbuhan tafsir Alquran telah dimulai sejak dini, yaitu sejak zaman hidupnya Rasulullah. Beliau adalah manusia yang mempunyai otoritas tertinggi dalam menafsirkan Alquran. Karena salah satu tujuan pengutusan beliau adalah untuk menjelaskan Alquran bagi manusia. Setelah wafatnya Rasulullah, para sahabatpun mulai melakukan ijtihad, meski ijtihad dalam pengertian yang lebih terbatas telah lahir pada zaman Rasulullah, khususnya mereka yang mempunyai kemampuan seperti Ali, Abdullah b. Abbas, Ubay b. Ka’ab, Abdullah bin Mas’ud dan sebagainya. Disamping itu, beberapa tokoh sahabat yang disebutkan di atas juga mempunyai murid-murid dari golongan tabi’in, khususnya di kota-kota tempat mereka bertempat tinggal. Beberapa tokoh tafsir dari golongan tabi’in adalah Sa’id b. Zubair, Mujahid b. Jabr dan sebagainya. Penggunaan metode tafsir tahlili dalam dunia Islam dimulai sejak ditulisnya tafsir Jami’ul Bayan fi Tafsir al-Qur’an karya Ibnu Jarir at-Thabari. Karya at-Thabari ini dianggap sebagai tafsir tertua yang menggunakan metode tahlili. Dalam tulisannya, at-Thabari menganalisa ayat-ayat demi ayat dengan menunjuk kepada Hadist Nabi, ucapan sahabat, aspek kebahasaan dan bebeberapa sumber lainnya untuk menjelaskan ayat tersebut. Upaya penafsiran seperti ini kemudian banyak diikuti oleh mufassir lain seperti Ibnu Katsir dan as-Suyuthi.[5] Meskipun metode at-tahlili lama digunakan dalam kajian teks keagamaan dan filsafat, tetapi metode ini baru dibakukan sebagai salah satu metode ilmu pengetahun pada awal abad ke-20, saat kajian kebahasaan telah mengalami perkembangan yang cukup maju.[6] C. Kitab-Kitab Tafsir Yang Menggunakan Metode Tahlili Beberapa kitab tafsir yang menggunakan metode ini diantaranya adalah 1. Tafsir Jami al Bayan fi Tafsir Al Qur'an al Karim oleh Abu Ja’far Muhammad bin Jarir at Thabariy 2. Tafsir Al Qur'an al Azhim oleh Ibnu Katsir 3. Tafsir Mafatih al Ghaib oleh Fakhru Raziy. 4. Tafsir al Jami’ li Ahkam Al Qur'an oleh Qurthubiy.[7] D. Langkah-Langkah Dalam Tafsir Tahlili Seperti yang dijelaskan di atas bahwa metode tafsir tahlili adalah tafsir yang berusaha untuk menjelaskan kandungan ayat-ayat Alquran dari berbagai seginya dengan memperhatikan runtutan ayat ayat-ayat Alquran sebagaimana tercantum dalam mushaf. Dalam tafsir tahlili, seorang mufassir memulai dari ayat ke ayat, surah ke surah. Segala aspek yang dinilai penting oleh mufassir akan ditafsirkan, mulai dari kosa-kata, sebab turunnya, munasabahnya dan lain sebagainya yang masih berkaitan dengan teks atau kandungan ayat.[8] Ringkasnya metode penafsiran tahlili dapat diringkas sebagai berikut 1. Urutan-urutan ayat dan surat berdasarkan mushaf. 2. Menafsirkan kosa-kata pada ayat Alquran. 3. Menjelaskan munasabah korelasi antar ayat. 4. Menjelaskan latar historis turunnya ayat. 5. Menjelaskan dalil-dalil yang terkandung dalam ayat Setelah semua langkah tersebut sudah ditempuh, mufassir tahlili lalu menjelaskan seluruh aspek dari semua penafsiran dan lalu memberikan penejelasan final dari semua penafsiran tersebut. E. Keistimewaan dan kelemahannya Dalam menganalisa tafsri tahlili, muncul beberapa pertanyaan yang berkenaan dengan kegunaan metode penafasiran ini, diantaranya adalah apa keistimewaan dan kelemahan metode tafsir ini, dan bagaimana pula contohnya. Dalam bagian ini akan dibahas insya Allah mengenai keistimewaan dan juga kelemahan tafsir ini. Suatu metode yang dilahirkan seorang manusia, selalu saja memliki kelemahan dan keistimewaan. Demikian halnya juga dengan metode tahlili ini. Namun perlu disadari keistimewaan dan kelemahan yang dimaksud disini bukanlah suatu hal yang negatif, akan tetapi rujukan dalam ciri-ciri metode ini. Dalam tafsir tahlili ditemukan beberapa keistimewaan diantaranya adalah tafsir ini biasanya selalu memaparkan beberapa hadist ataupun perkataan sahabat dan para tabiin, yang berkenaan dengan pokok pembahasan pada ayat. Juga didalamnya terdapat beberapa analisa mufassir mengenai hal-hal umum yang terjadi sesuai dengan ayat. Dengan demikian, informasi wawasan yang diberikan dalam tafsir ini sangat banyak dan dalam. Keistimewaan lainnya adalah adanya potensi besar untuk memperkaya arti kata-kata dengan usaha penafsiran terhadap kosa-kata ayat. Potensi ini muncul dari luasnya sumber tafsir metode tahlili tersebut. Penafsiran kata dengan metode tahlili akan erat kaitannya dengan kaidah-kaidah bahasa Arab dan tidak tertutup kemungkinan bahwa kosa-kata ayat tersebut sedikit banyakanya bisa dijelaskan dengan kembali kepada arti kata tersebut seperti pemakaian aslinya. Pembuktian seperti ini akan banyak berkaitan dengan syair-syair kuno. Keistimewaan lainnya adalah luasnya bahasan penafsiran. Pada dasarnya, selain kedetilan, keluasan bahasan juga menjadi salah satu ciri khusus yang membedakan tafsir tahlili dengan tafsir ijmali. Seperti disebutkan di atas, bahwa salah satu keistimewaan tafsir tahlili dibandingkan dengan tafsir ijmali adalah kedetilannya dalam menguraikan sebuah ayat. Sebuah ayat yang tidak ditafsirkan oleh metode ijmali kadang kala membutuhkan ruang yang banyak bila ditafsirkan dengan metode tahlili. Disamping keistimewaan, juga ada kelemahan. Namun sekali lagi kelemahan disini bukanlah merupakan kelemahan yang mengharuskan kita tidak menggunakan atau mengabaikan tafsir ini. Akan tetapi hendaknya dalam menyikapi kelemahan ini, kita haru dapat memilah milih beberapa informasi dan wawasan yang dipaparkan dalam metode penafsiran ini. Salah satu kelemahan yang sering disebutkan adalah berkenaan dengan Israiliyat yang mungkin terkadang masuk dalam informasi yang diberikan mufassir. Juga sama halnya dengan berbagai hadist lemah yang tidak selayaknya digunakan pada tempat dan kondisi sesuai. Akan tetapi dengan analisa kritis yang mendalam, kelemahan ini sangat mungkin untuk dihindarkan. Selayaknyalah memang seorang mufassir yang berkompeten untuk memberikan perhatian serius terhadap sumber informasi yang ia gunakan dalam menafsirkan sebuah ayat. Israiliyyat tidaklah begitu sulit untuk dikenali, konsepnya hanyalah apakah informasi tersebut mempunyai sumber yang jelas atau tidak, bila sumbernya jelas dan kuat maka informasi tersebut bisa dipakai dan sebaliknya. Demikian pula dengan hadist-hadist dha’if ataupun pendapat-pedapat para sahabat maupun tabi’i. Hukum dasar hadist da’if adalah tidak boleh diamalkan, hal ini tentu saja berlaku dalam pemakaian sebagai sumber tafsir. Hadist dha’if tersebut hanya bisa dipakai sebagai penguat apabila ada hadist yang lebih kuat menjelaskan senada dengan hadist da’if tersebut. Kelemahan lain tafsir tahlili adalah kesannya yang bertele-tele dan sistematis. Tapi apakah demikian adanya? Sepintas memang akan terlihat demikian karena tafsir tahlili membutuhkan wadah yang lebih banyak dan luas dibandingkan dengan tafsir ijmali. Pemakaian kata yang banyak tidak bisa dikatakan bertele-tele bila memang kajian tersebut membutuhkan wadah bahasa yang panjang untuk menguraikannya. Bertele-telenya sebuah penafsiran adalah dengan banyak kalimat-kalimat yang tidak berfungsi dengan baik dalam menguraikan ayat, seperti perulangan penjelasan, atau kiasan-kiasan yang tidak perlu. Kedetilan dan keluasan bahasan tafsir tahlili dalam menguraikan sebuah ayat tentu saja membutuhkan usaha yang lebih keras dan waktu yang lebih lama bagi seorang mufassir. Bagi beberapa golongan hal ini juga dianggap sebagai kelemahan dibandingkan dengan tafsir ijmali yang praktis dan sederhana.[9] Keistimewaan metode tafsir tahlili dapat dirangkum sebagai berikut 1. Sumber yang bervariasi. 2. Analisa mufassir. 3. Kekayaan arti kosa-kata dalam Alquran. 4. Luas. 5. Detil Sedangkan beberapa kelemahannya adalah Peluang untuk masuknya israiliyyat lebih besar. Peluang untuk masuknya informasi yang tidak penting lebih besar. Bertele-tele. Membutuhkan wadah, kata, waktu yang relatif lebih besar. BAB III PENUTUP Makalah Tafsir Tahlili Tafsir Tahlili analitis merupakan suatu metode yang bermaksud menjelaskan dan menguraikan kandungan ayat-ayat Alquran dari seluruh sisinya, sesuai dengan urutan ayat di dalam suatu surat. Dalam tafsir ini ayat ditafsirkan secara komprehensif dan menyeluruh baik dengan corak ma’tsur maupun ra’yi. Unsur-unsur yang dipertimbangkan adalah asbabun nuzul, munasabah ayat dan juga makna harfiyah setiap kata. Penggunaan metode tafsir tahlili dalam dunia Islam dimulai sejak ditulisnya tafsir Jami’ul Bayan fi Tafsir al-Qur’an karya Ibnu Jarir at-Thabari. Karya at-Thabari ini dianggap sebagai tafsir tertua yang menggunakan metode tahlili. Layaknya metode tafsir lainnya, metode tafsir tahlili mempunyai keistimewaan dan kekurangan. DAFTAR PUSTAKA Abd al Hayy al Farmawiy, Al Bidayah Fi al Tafsir al Maudhuiy; Dirasah Manhajiyah al Mauwdhu’iy, Metode Tafsir Maudhui, Terj Suryan A. Jamrah Jakarta Raja Grafindo Persada, 1996, Azra,Azyumardi Sejarah Ulumul Qur’an, Pustaka Firdaus, Jakarta, 1999. Muhammad Amin Suma, Studi Ilmu-ilmu Al Qur'an 2, Pustaka Firdaus, Jakarta, 2001 Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam. Jakarta Raja Grapindo Persada, 2001. Shihab, Quraish, Membumikan Alquran. Bandung Mizan, 2002. Subhi Salih, Mabahis Fi Ulumil Qur’an, trjmh Tim Pustaka Firdaus, cet kedelapan, Jakarta, Pustaka Firdaus, Tim Penyusun, Ensiklopedi Islam 2, cet. IV. Jakarta Icthiar Baru Van Hoeve, 1999. Al-Qur’an Al-Karim adalah kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallahu alai wa Sallam melalui perantara Malaikat Jibril dan dinilai beribadah dengan membacanya. mushaf al-Qur’an diawali dengan huruf ب dalam kalimat basmallah dan diakhiri dengan huruf س dalam surat al-Nas. Huruf ب dan س jika digabungkan akan menjadi sebuah lafad بس yang memiliki arti كفاية cukup, sehingga dapat difahami, bahwa dengan membaca al-Qur’an sudah cukup bagi pembacanya di dunia maupun di akhirat. Baca juga Perbedaan Penafsiran Ulama dalam Memahami Nash Al-Qur’an Al-Qur’an Al-Karim mengandung perkara-perkara yang berhubungan dengan keimanan, ilmu pengetahuan, kisah-kisah, peraturan-peraturan yang mengatur semua tingkah laku manusia di dunia, secara individu atau sosial untuk mendapatkan kebahagian haqiqi di dunia dan di akhirat. Al-Qur’an Al-Karim diturunkan dengan lisan berbahasa arab, sehingga dibutuhkan sebuah ilmu yang khusus untuk memahami isi dan kandungan al-Qur’an, salah satu ilmu untuk memahami isi dan kandungan kitab suci al-Qur’an adalah ilmu tafsir dan ilmu-ilmu al-Qur’an ulum al-Qur’an. Ilmu tafsir dan ulum al-Qur’an merupakan ilmu yang paling mulia, paling tinggi kedudukannya dan luas cakupannya. Kedua ilmu ini disebut sebagai ilmu yang paling mulia, karena kemulian sebuah ilmu itu berkaitan dengan teori dan materi yang dipelajarinya, sedangkan ruang lingkup pembahasan kedua ilmu ini berkaitan dengan Kalamullah al-Haq yang sudah pasti sebagai petunjuk dan pembeda dari perkara-perkara yang haq dan bathil. Kedua ilmu ini dikatakan paling luas cakupannya, karena seorang yang Ahli Tafsir akan membahas berbagai macam disiplin ilmu, dia terkadang membahas akidah, fikih, akhlak, bahkan terkadang membahas ilmu-ilmu umum yang berkaitan dengan kemukjizatan al-Qur’an. Di samping itu, tidak mungkin seseorang dapat memetik pelajaran dari ayat-ayat al-Qur’an, kecuali dengan mengetahui makna-makna dan rahasia-rahasianya. Pembahasan Metode Penafsiran al-Qur’an al-Karim Maksud dari istilah asalib al-Qur’an adalah sebuah metode untuk menyampaikan makna-makna al-Qur’an kepada penuntut ilmu dan mendekatkannya pada makna yang sesuai. Para pakar ulum al-Qur’an al-Karim atau ulum al-Tafsir menyebutkan empat metode penafsiran 1. Metode Tahlili analitik 2. Metode Ijmali global 3. Metode Muqarran perbandingan 4. Metode Maudhui tematik Metode Tafsir TahliliPengertian Tafsir Tahlili Kata tahlili secara harfiyah berasal dari bahasa arab dengan pecahan dari kata halla yang terdiri dari huruf ha dan lam. Halla memiliki arti membuka sesuatu, sedangkan kata tahlili bentuk mashdar dari kata hallala, yang secara sematik berarti mengurai, menganalisis, menjelaskan bagian-bagian serta fungsinya masing-masing. Al-Farmawi mendefinisikan metode tafsir tahlili ini sebagai tafsir yang mengkaji ayat-ayat al-Qur’an dari segi maknanya berdasarkan urutan ayat atau sunnah dalam mushaf al-Qur’an sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufassir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut dengan menjelaskan pengertian dan kandungan lafal-lafalnya, hubungan ayat-ayatnya hubungan surat-suratnya, sebab turunnya ayat, hadits-hadits yang berhubunghan dengannya, pendapat para mufassir terdahulu yang di warnai oleh latar belakang pendidikan dan keahlian masing-masing. Tafsir tahlili merupakan metode tafsir ayat-ayat al-Qur’an dengan memaparkan segala bentuk yang berkaitan dan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan itu, serta menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya, sesuai dengan keahlian dan pengetahuan mufassir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut. Ciri-Ciri Tafsir Tahlili Kitab tafsir maupun pemikiran seorang tokoh yang menggunakan metode tafsir tahlili tentunya memiliki ciri-ciri khusus untuk mempermudah dalam menganalisanya. Ciri-ciri tersebut adalah Seorang mufassir menafsirkan ayat demi ayat sesuai dengan urutan dalam mushaf ustmani, yakni dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhiri oleh surat mufassir menjelaskan makna yang terkandung dalam al-Qur’an secara komprehensif dan menyeluruh, baik makna harfiah setiap kata maupun asbabun yang digunakan metode tahlili tidak sesederhana yang dipakai metode tafsir Kitab Tafsir dengan Metode Tahlili Kitab tafsir terutama kitab tafsir klasik lebih banyak menggunakan metode tahlili, di antara kitab tafsir klasik yang menggunakan metode tahlili adalah Jami’ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, karangan Imam Ibn Jarir al-Tanzil atau al-Tafsir al-Manqul, karangan Imam al-Ghaib, karangan Imam Fakhrur Metode Tafsir Tahlili Keistimewaan metode tafsir tahlili yang banyak dilakukan oleh para ulama dapat dirangkum sebagai berikut Sumber yang arti kosa-kata dalam al-Qur’ dan Tafsir TahliliPeluang untuk masuknya israiliyyat lebih untuk masuknya informasi yang tidak penting lebih wadah, kata dan waktu yang relatif lebih Tafsir IjmaliPengertian Tasfir Ijmali Kata Ijmali secara bahasa artinya ringkas, global dan penjumlahan, maka bisa dikatakan metode tafsir ijmali ialah metode penafsiran al-Qur’an yang dilakukan dengan cara mengemukakan makna umum global. Seorang mufassir dengan metode ini dapat menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an secara garis besar maksud ayat al-Qur’an. Baca juga MTQ Bukan Sekedar Lomba Menang dan Kalah Sistematik tafsir ijmali mengikuti sesuai urutan surat-surat dalam mushaf al-Qur’an, sehingga makna-maknanya dari hasil penafsiran dengan metode ijmali dapat saling berhubungan dan tidak terbatas. Mufassir yang menggunakan metode ijmali dalam menyajikan penafsirannya menggunakan ungkapan-ungkapan yang diambil dari kitab suci al-Qur’an dengan menambahkan beberapa kata atau kalimat penghubung, sehingga dapat memudahkan pembaca untuk memahaminya. Disisi lain seorang mufassir yang menggunakan metode seperti ini juga dapat meneliti asbabun nuzul peristiwa yang melatar belakangi turunnya ayat, riwayat qira’at macam-macam bacaan dan hadits-hadits atau atsar-atsar yang berhubungan dengannya. Ciri-Ciri Tafsir Ijmali Ciri-ciri dari metode ini adalah mufassir menafsirkan al-Qur`an dari awal sampai akhir tanpa perbandingan muqarin dan penetapan judul maudlu’i. Dalam metode ijmali tidak ada ruang untuk mengemukakan pendapat sendiri. Contoh Kitab Tafsir dengan Metode Ijmali Kitab tafsir terutama kitab tafsir kontemporer banyak yang menggunakan metode ijmali, di antara kitab tafsir yang menggunakan metode ijmali adalah Al-Tafsir al-Wadlih ditulis oleh Dr. Muhammad al-Basith oleh Dr. Wahbah al-Bayan fi Maqosid al-Qur’an ditulis oleh Dr. Shidiq Hasan Metode Tafsir IjmaliPraktis dan mudah dipahami praktis tanpa dari penafsiran isra`iliyyat, dikarenakan ringkasnya bahasa yang singkat dan dekat dengan bahasa al-Qur` Metode Tafsir IjmaliKurang diperhatikan kaitan antara satu ayat dengan ayat-ayat yang penafsiran terbatas untuk penjelasan yang memadai. Penutup Tafsir tahlili merupakan metode penafsiran terhadap ayat-ayat al-Qur’an dengan memaparkan segala bentuk aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat al-Qur’an yang ditafsirkan, serta menerangkan makna-makna yang tercakup di dalamnya, sesuai dengan keahlian dan kecenderungan seorang mufassir yang menafsirkan ayat-ayat tersebut. Sedangkan metode ijmali sebagaimana yang disebutkan oleh al-Farmawi dalam kitab al-Bidayah fi al-Tafsir al-Maudlu’i adalah sebuah metode penafsiran al-Qur’an yang digali dan disajikan dengan cara mengemukakan makna umum global. Kedua metode ini terus berkembang hingga dewasa ini, walaupun dari kedua metode ini memiliki sisi kekurangan, namun tidak lepas juga, bahwa keduanya memiliki sisi keistimewaan. Artinya lepas dari sisi kekurangannya dalam metode penafsiran, keduanya sangat baik dan penting untuk diketahui dan diajarkan. Sangat penting, bahwa surat-surat dalam mushaf al-Qur’an pasti diawali dengan huruf ba’-nya “bismillah arrahmaan arrahiih” dan diakhiri dengan huruf sin dari surat “annas”, kedua huruf tersebut jika digabunggkan akan menjadi sebuah kata yaitu; lafad “bas” searti dengan lafad “kifaayah” yaitu cukup. Akhiran, Pelajari al-Qur’an dengan sungguh-sungguh niscaya akan mencukupimu di dunia dan akhirat. Sumber Diambil dari kajian LPQNU Sudan dengan narasumber H. Muhammad Dzakwanul Faqih, B,Sh. pada 16 Agustus 2019 Referensi Abdul Hayy al-Farmawi, al-Bidayah fi al-Tafsir al-Maudhu’i, Kairo al-Hadharah al-Arabiyah, 1977. Abuna al-Syaihk Abdurrahim al-Rukaini dalam sebuah Khitobah-nya. Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, Surabaya Pustaka Progresif, 2005. Mana’ Khalil al-Qaththan, Mabahis fi Ulum al-Qur’an, Mesir Maktabah Wahbah, tthn. Usman, Ilmu Tafsir, Yogyakarta Teras, 2009. Baca juga MTQ Virtual Tingkat PCINU Sedunia

ciri ciri tafsir tahlili